RSS

Sunday 24 May 2015

PENGARUH KREATIVITAS PADA PENDIDIKAN

Nama               : Achda Fitriah
NIM                : 11140163000007
Kelas               : Fisika 2A
Nama Blog      : PHYSICS ZONE

Sekilas Tentang Kreativitas 
http://ruangpsikologi.com/
             Kreativitas siswa masih merupakan potensi yang masih harus dikembangkan baik melalui pendidikan formal maupun melalui pendidikan informal. Menurut ahli tersebut, di Indonesia sudah tampak adanya perhatian terhadap masalah itu, tetapi tampaknya belum cukup memadai. Demikian pula pelaksanaannya di sekolah-sekolah masih sangat memprihatinkan. Selama ini masih cukup banyak ditemui hambatan dan kelemahan yang membatasi pertumbuhan dan perkembangan kreativitas para siswa, misal: kurangnya pengetahuan dan latihan para guru tentang kreativitas, sistem evaluasi yang terlalu menekankan pada jawaban benar dan tidak benar tanpa memperhatikan prosesnya. Selain itu terkadang orang tua pun dapat menghambat anaknya dalam pengembangan kreativitas. Tujuan yang lebih penting ialah pembentukan sifat kreatifnya. Dalam hal ini para siswa perlu dirangsang dan dipupuk minat dan sikapnya untuk mau melibatkan diri dalam proses kreatif.






B. Rumusan Masalah


Dalam makalah ini penulis merumuskan beberapa masalah sebagai berikut:


1. Apa yang dimaksud dengan kreativitas?


2. Bagaiamana perkembangan kreativitas ?


3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas?


4. Bagaimana upaya mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam pendidikan?






C. Tujuan


Dengan adanya rumusan masalah diatas saya dapat membuat suatu tujuan masalah:


1. Untuk mengetahui pengertian kreativitas


2. Untuk mengetahui proses perkembangan kreativitas


3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas


4. Untuk mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam pendidikan.






D. Manfaat


1. Dapat mengetahui pengertian kreativitas


2. Dapat mengetahui proses perkembangan kreativitas


3. Dapat mengetahui faktor -faktor yang mempengaruhi kreativitas


4. Dapat mengetahui upaya yang dilakukan untuk mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam pendidikan


















































































BAB II


PEMBAHASAN






A. Pengertian Kreativitas


Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan suatu hal baru,cara-cara baru, model baru, yang berguna bagi dirinya dan masyarakat. Hal-hal baru itu tidak selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsur-unsurnya bisa saja telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. Jadi, hal baru itu adalah sesuatu yang bersifat inovatif. Kreativitas memegang peranan penting dalam kehidupan dan perkembangan manusia. Kreativitas banyak dilandasi oleh kemampuan intelektual, seperti intelegensi bakat dan kecakapan hasil belajar, tetapi juga didukung oleh faktor-faktor afektif dan psikomotor.


Menurut David Campbell, Kreativitas adalah suatu kemampuan untuk menciptakan hasil yang sifatnya baru, inovatif, belum ada sebelumnya, menarik, aneh dan berguna bagi masyarakat.


Pengertian Kreativitas menurut para ahli lainnya :


1. Barron (1982 : 253)


Kreativitas adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sesuatu yang baru disini bukan berarti harus sama sekali baru, tetapi dapat juga sebagai kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya.


2. Guilford (1970 : 236)


Kreativitas mengacu pada kemampuan yang menandai cirri-ciri seorang kreatif.


3. Utami Munandar (1992 : 41)


Kreativitas adalah kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan, dan orisinalitas dalam berpikir serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan.






4. Rogers (1992 : 48)


Kreativitas adalah proses munculnya hasil-hasil baru dalam suatu tindakan.


5. Drevdahl (Hurlock; 1978 : 3)


Kreativitas adalah kemampuan untuk memproduksi komposisi dan gagasan-gagasan baru yang dapat berwujud aktivitas imajinatif atau sentesis yang mungkin melibatkan pembentukan pola-pola baru dan kombinasi dari pengalaman masa lalu yang dihubungkan dengan yang sudah ada pada situasi sekarang.


6. Torannce


Kreativitas adalah proses kemampuan individu untuk memahami kesenjangan-kesenjangan atau hambatan-hambatan dalam hidupnya, merumuskan hipotesis-hipotesis baru dan mengkomunikasikan hasil-hasilnya, serta sedapat mungkin memodifikasi dan menguji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan.


Selain itu, pengertian kreativitas adalah kemampuan untuk membuat kombinasi baru, berdasarkan data, informasi, atau unsur-unsur yang ada. Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan—berdasarkan data atau informasi yang tersedia—menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, di mana penekanannya adalah pada kuantitas, ketepetgunaan, dan keragaman jawaban. Jadi, secara operasional kreativitas dapat dirumuskan sebagai “kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas), dan orisinilitas dalam berpikir, serta kemampuan untuk mengelaborasi (mengembangkan, memperkaya, memperinci) suatu gagasan.”






Ayat al-qur’an yang menerangkan tentang perintah tentang kreativitas secara tersirat terdapat dalam Surah Al Baqarah ayat 219. Allah berfirman :





كَذَلِكَ يُبيِّنُ اللّهُ لَكُمُ الآيَاتِ لَعَلَّكُمْ تَتَفَكَّرُونَ


Artinya : “Demikianlah, Alah menerangkan kepadamu ayat-ayat –Nya, agar kamu berpikir” (QS. Al Baqarah [2]: 219)






Ayat di atas memberikan penjelasan bahwa sebenarnya Islam pun dalam hal kekreativitasan memberikan kelapangan pada umatnya untuk berkreasi dengan akal pikirannya dan dengan hati nuraninya (qalbunya) dalam menyelesaikan persoalan-persoalan hidup di dalamnya. Bahkan, tidak hanya cukup sampai di sini, dalam al Qur’an sendiri pun tercatat lebih dari 640 ayat yang mendorong pembacanya untuk berpikir kreatif.





Dalam agama Islam dikatakan bahwa Tuhan hanya akan mengubah nasib manusia jika manusia mau melakukan usaha untuk memperbaikinya. Allah berfirman:






إِنَّ اللَّهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتَّىٰ يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ ۗ






Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum, sampai mereka sendiri mengubah dirinya.” (QS. Ar Ra’du [13]: 11)






Islam sebagai sebuah keyakinan yang bersumber dari al Qur’an dan al Hadits dianggap oleh beberapa kalangan sebagai agama yang tradisional, terbelakang, dan kaku. Pendapat ini dikemukakan oleh kalangan pemikir barat yang tidak mengetahui perkembangan sejarah Islam. Jika kita melihat pada masa silam, Islam banyak melahirkan ilmuwan-ilmuwan besar yang tidak hanya sekedar memiliki inteligensi tinggi, tapi juga memiliki kreativitas yang tinggi. Sebut saja Ibnu Sina, Salman al Farisi, dan para sahabat lain yang menggunakan pemikiran kreatifnya dalam mengembangkan pengetahuan di bidang mereka masing-masing.






B. Perkembangan Kreativitas


1. Tahap sensorik – motorik ( 0 – 2 tahun)


Pada tahap ini belum memiliki kemampuan untuk mengembangkan kreativitasnya. Sebab, pada tahap ini tindakan-tindakan anak masih berupa tindakan-tindakan fisik yang bersifat refleksif, pandangannya terhadap objek masih belum permanen, belum memiliki konsep tentang ruang dan waktu, belum memiliki konsep tentang sebab-akibat, bentuk permainannya masih merupakan pengulangan reflek-reflek, belum memiliki konsep tentang diri, ruang dan belum memiliki kemampuan berbahasa.


2. Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)


Pada tahap ini kemampuan mengembangkan kreativitas sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai tumbuh karena anak sudah mulai mengembangkan memori dan telah memiliki kemampuan untuk memikirkan masa lalu dan masa yang akan datang, meskipun dalam jangka waktu yang pendek.


3. Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)


Faktor-faktor yang memungkinkan semakin berkembangnya kreativitas itu adalah:


a.) Anak sudah mulai mampu untuk menampilkan operasi-operasi mental


b.) Mulai mampu berpikir logis dalam bentuk yang sederhana


c.) Mulai berkembang kemampuan untuk memelihara identitas-identitas diri


d.) Konsep tentang ruang sudah semakin meluas


e.) Sudah amat menyadari akan adanya masa lalu, masa kini, dan masa yang akan datang


f.) Sudah mampu mengimajinasikan sesuatu, meskipun biasanya masih memerlukan bantuan objek-objek konkrit.


4. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)


Ada beberapa faktor yang mendukung berkembangnya potensi kreativitas ini, yakni :


a.) Remaja sudah mampu melakukan kombinasi tindakan secara proposional berdasarkan pemikiran logis


b.)Remaja sudah mampu melakukan kombinasi objek-objek secara proporsional berdasarkan pemikiran logis


c.) Remaja sudah memiliki pemahaman tentang ruang relative


d.) Remaja sudah memiliki pemahaman tentang waktu relative


e.) Remaja sudah mampu melakukan pemisahan dan pengendalian variabel-variabel dalam menghadapi masalah yang kompleks


f.) Remaja sudah mampu melakukan abstraksi relative dan berpikir hipotesis


g.) Remaja sudah memiliki diri ideal


h.) Remaja sudah menguasai bahasa abstrak






C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kreativitas


Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut Rogers adalah :


1. Faktor internal individu


Faktor internal, yaitu faktor yang berasal dari dalam individu yang dapat mempengaruhi kreativitas, diantaranya :


a) Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dari dlam individu. Keterbukaan terhadap pengalaman adalah kemampuan menerima segala sumber informasi dari pengalamn hidupnya sendiri dengan menerima apa adanya, tanpa ada usaha defenser, tanpa kekakuan terhadap pengalamn-pengalaman tersebut. Dengan demikian individu kreatif adalah individu yang mampu menerima perbedaan.


b) Evaluasi internal, yaitu kemampuan individu dalam menilai produk yang dihasilkan ciptaan seseorang ditentukan oleh dirinya sendiri, bukan karena kritik dan pujian dari orang lain. Walaupun demikian individu tidak tertutup dari kemungkinan masukan dan kritikan dari orang lain.


c) Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi terhadap unsur-unsur, bentuk-bentuk, konsep atau membentuk kombinasi baru dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya.


2. Faktor eksternal (lingkungan)


Faktor eksternal (lingkungan) yang dapat mempengaruhi kreativitas individu adalah lingkungan kebudayaan yang mengandung keamanan dan kebebasan psikologis. Peran kondisi lingkungan mencakup lingkungan dalam arti kata luas yaitu masyarakat dan kebudayaan. Kebudayaan dapat mengembangkan kreativitas jika kebudayaan itu memberikan kesempatan adil bagi pengembangan kreativitas potensial yang dimiliki anggota masyarakat.


Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas, menurut Hurlock (1993) adalah:


a.) Jenis kelamin


Tingkat kreatifitas laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan, terutama setelah berlalunya masa kanak-kanak. Untuk sebagian besar hal ini disebabkan oleh perbedaan perlakuan terhadap anak laki-laki dan anak perempuan. Anak laki-laki diberi kesempatan untuk mandiri, didesak oleh teman sebaya untuk lebih mengambil resiko dan di dorong oleh para orang tua dan guru untuk lebih menunjukan inisiatif dan orisinilitas.


b.) Status sosioekonomi


Anak dari kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi cenderung lebih kreatif dari pada anak kelompok yang sosioekonomi rendah. Lingkungan anak kelompok sosioekonomi yang lebih tinggi memberi lebih banyak kesempatan untuk memperoleh pengetahuan dan pengalaman yang diperlukan bagi kreativitas.


c.) Urutan kelahiran


Anak dari berbagai urutan kelahiran menunjukan tingkat kreativitas yang berbeda. Perbedaan ini lebih menekankan pada lingkungan daripada bawaan. Anak yang lahir di tengah, belakang dan anak tunggal mungkin memiliki kreativitas yang lebih tinggi dari pada anak pertama. Umumnya anak yang lahir pertama lebih ditekan untuk menyesuaikan diri dengan harapan orang tua, tekanan ini lebih mendorong anak untuk menjadi anak yang penurut dari pada anak pencipta.


d.) Ukuran keluarga


Anak dari keluarga kecil bilamana kondisi lain sama cenderung lebih kreatif dari pada anak dari keluarga besar. Dalam keluarga besar cara mendidik anak yang otoriter dan kondisi sosio ekonomi kurang menguntungkan mungki lebih mempengaruhi dan menghalangi perkembangan kreativitas.


e.) Lingkungan


Anak yang tinggal di lingkungan kota cenderung lebih kreatif daripada anak yang tinggal di lingkungan desa. Dikarenakan fasilitas yang ada di kota lebih memadai atau menunjang daripada di desa.


f.) Intelegensi


Setiap Anak yang lebih pandai menunjukan kreativitas yang lebih besar dari pada anak yang kurang pandai. Mereka mempunyai lebih banyak gagasan baru untuk menangani suasana sosial dan mampu merumuskan lebih banyak penyelesaian bagi konlik tersebut.






D. Upaya Mengembangkan Kreativitas dan Implikasinya Dalam Pendidikan


Implikasi dari perkembangan kreativitas anak terhadap pembelajaran di sekolah dasar adalah terletak pada perlunya pengembangan KBM sehingga mampu mengembangkan potensi kreativitas anak. Ketika siswa masih berada pada level yang bawah, seharusnya mulai mengkondisikan dirinya untuk meningkatkan kemampuan kreatifnya tanpa harus menunda-nundanya. Oleh karenanya guru dituntut bertanggung jawab untuk menjadi fasilitator dan pembimbing dalam mengajar dan memanaj kelas.


Dalam konteks relasi dengan anak-anak kreatif Torrance (1977) menamakan relasi bantuan dengan istilah “Creative relationship” yang memiliki karakteristik sebagai berikut :


1. Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak


2. Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan


3. Pembimbing lebih menekan pada proses daripada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.


4. Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak.


5. Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.


Dedi Supriadi (1994) mengemukakan sejumlah bantuan yang dapat digunakan untuk membimbing perkembangan anak-anak kreatif, yaitu sebagai berikut :


1. Menciptakan rasa aman kepada anak untuk mengekspresikan kreativitasnya


2. Mengakui dan menhargai gagasan-gagasan anak


3. Menjadi pendorong bagi anak untuk mengkombinasikan dan mewujudkan gagasan-gagasannya.


4. Membantu anak memahami divergensinya dalam berpikir dan bersikap dan bukan malah menghukumnya


5. Memberikan peluang untuk mengkomunikasikan gagasan-gagasannya


6. Memberikan informasi-informasi mengenai peluang-peluang yang tersedia.


































































































BAB III


PENUTUP






A. Simpulan


Berdasarkan pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :


1. Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan suatu hal baru,cara-cara baru, model baru, yang berguna bagi dirinya dan masyarakat.


2. Perkembangan kreativitas sebagai berikut:


a. Tahap sensorik – motorik ( 0 – 2 tahun)


b. Tahap Praoperasional ( 2 – 7 tahun)


c. Tahap Operasional Konkrit ( 7 – 11 tahun)


d. Tahap Operasional Formal ( 11 tahun ke atas)


3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kreativitas adalah sebagai berikut:


a. Faktor Internal Individu (Keterbukaan terhadap pengalaman dan rangsangan dari luar atau dari dlam individu, Evaluasi internal, Kemampuan untuk bermain dan mengadakan eksplorasi)


b. Faktor Eksternal (Lingkungan)


4. Upaya mengembangkan kreativitas dan implikasinya dalam pendidikan adalah sebagai berikut:


a.) Pembimbing berusaha memahami pikiran dan perasaan anak


b.) Pembimbing mendorong anak untuk mengungkapkan gagasan-gagasannya tanpa mengalami hambatan


c.) Pembimbing lebih menekan pada proses daripada hasil sehingga pembimbing dituntut mampu memandang permasalahan anak sebagai bagian dari keseluruhan dinamika perkembangan dirinya.


d.) Pembimbing tidak memaksakan pendapat, pandangan, atau nilai-nilai tertentu kepada anak.


e.) Pembimbing berusaha mengeksplorasi segi-segi positif yang dimiliki anak dan bukan sebaliknya mencari-cari kelemahan anak.






B. Saran


Berdasarkan apa yang telah dibahas di atas, makalah ini masih terdapat banyak kekurangan, baik dari segi teori, penulisan, dan aspek-aspek lain. Untuk itu, penulis mengharapkan partisipasi dari pembaca untuk kritik dan sarannya.










DAFTAR PUSTAKA


Munandar, Utami. 1992. Mengambangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.


Munandar, Utami. (2004). Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.


Semiawan, Conny R. (1999). Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.


https://psikologikreativitasumpwordpress.com/2011/12/16/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-kreativitas/[diakses pada Jumat, 08 Mei 2015 pukul 10:45]


haris-berbagi.blogspot.com/2010/11/kreativitas-dalam-perspektif-islam.html?m=[diakses pada Jumat, 08 Mei 2015 pukul 11:03]


http://www.psychologymania.com/2011/07/kreativitas-identifikasi-perkembangan.html [diakses pada Jumat, 08 Mei 2015 pukul 11:16]

































0 comments:

Post a Comment